Pribadi

Kamukah yang sering bilang-bilang sama orang, bahwa aku ini seorang yang misterius, Atau kamu mungkin pernah bilang pada dirimu sendiri, aku(penulis ini) adalah seorang yang misterius jika ya dengarkanlah cerita yang akan kututurkan ini untukmu.

Di pantai yang dingin, kaki pegunungan danau toba seorang bocah yang kesepian melemparkan tali kailnya ke dalam air yang beriak.Harapnya tak satupun ikan mujahir akan menolak umpan jangkrik yang di carinya di atas gunung. Dia sungguh ingin pora-pora atau ikan lainnya berebut makan umpannya, dan tentunya sangat senanglah hatinya ketika pancingnya tertarik ke bawah. Tapi sampai setengah jam berlalu belum juga ada yang mendebarkan hatinya.

Dia sendiri,lagi hari sudah senja, kemuning diatas gunung amatlah indah, banyak burung bangau yang melintas, sepertinya hendak pulang keperaduan. Angin sepoi-sepoi membuatnya merasa dingin.Dan deraian air membuat sore itu makin sepi. Mulutnya mulai mengeluarkan nafas yang menggigil, ingin segera membuat perapian di tempatnya memancing.

Merdeka memang persaannya saat sendiri seperti ini, karena memang itulah dirinya. Dia lebih memilih memisahkankan dirinya dari kawan-kawan sebaya yang sering mandi sampai berjam-jam di pelabuhan kecil desanya. Suara-teriakan kawannya terkadang samar melintas ditelinganya ketika pancing ditaburkannya di danau. Dan kewaspadaan nampak terlihat dimatanya mengamati setiap gabus yang mengapung diatas air. Jarang ia mengacuhkan suara itu, dia sudah terbiasa dengan kesepian,
hingga kesepian itulah yang terbaik daripada ketidaksepian pada perasanya.

Terimakasih Tuhan untuk ikan mujahir yang besar ini, begitu doanya ketika ia menarik pancing, yang ujungnya terdapat ikan mujahir. Dan kalaupun ia harus pulang dengan tangan kosong maka juga tak lupa ia syukurkan akan keindahan alam yang selalu dirasakannya setiap hari itu. Maka tak adalah alasan untuknya bersedih, tak ada alasanya untuk mengeluarkan keluhan apapun. Mungkin memang karena sejak kecil ia telah sadar bahwa hidupnya itu bukan sebuah khayalan cengeng seorang penulis. Atau skenario sebuah drama yang akan dipentaskan.Dia tahu bahwa diatas segalanya itu ada sesuatu yang tak terbatas. Tapi entah siapa dia.

Air, Bumi, dan langit merupakan sahabat terbaik bagi perjalanan pikirannya. Tidak ada manusia, bahkan orang yang serumah dengannya. Manusia hanya akan membuat masalah, dan yang menjadi curahan segala keluhannya ya......, yang tiga tadi. Jadi sebenarnya lebih baik sendiri. Dan yang membuat dia bahagia saat sendiri adalah bahwa sendiri itu tidak membuat masalah menjadi ribet, sebab masalahnya hanya akan menjadi masalahnya, dan masalah orang lain bukan menjadi masalahnya. Jika kamu justru mau bilang dia itu egois, silahkan saja. Tapi sebenarnya dia tidak begitu.

HAHA....egois, sebuah kata yang sering dipikirkannya, sekecil itu dia sudah paham arti egois, tapi hal itu tidak pernah menjadi beban pikiran yang berarti untuknya, buat apa? toh dia tidak merasa egois seperti yang kamu bilang itu. Dia tidak ingin mencampuri masalah orang hanya semata-mata orang tak pernah menganggapnya ada. Yah.. itulah kenyataan yang diterimanya. Dia sendiri sebenarnya benci kenyataan. Sebab mimpilah yang membangun kejiwaannya dari sejak ia mengenal dirinya. Tapi siapa yang bisa lari dari kenyataan. Toh dia sendiri menjalani kenyataan bahkan sampai dalam mimpi.....!!!




About this entry


2 coment:

  1. Anonim 23 Februari 2009 pukul 03.12

    aku ingin baca lanjutan ceritanya

     
  2. Anonim 16 Juni 2009 pukul 04.29

    oke bentar ya akan kulanjutkan lagi pasti.